Mengenal Bambu Cendani
Disini saya akan menjelaskan mengenai Bambu Cendani. Bambu cendani memliki bahasa latin Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro
merupakan jenis bambu yang hanya bisa tumbuh bagus di dataran tinggi dengan ketinggian tanah antara 1.336 mdpl – 2.500 mdpl dan tumbuh di pulau Jawa.
Bambu cendani apabila di tanam pada suhu lebih tinggi/panas maka daging yang dihasilkan akan lebih tipis,diameter bambu kecil dan cenderung tumbuh ke atas atau tinggi. Sedangkan bambu yang di tanam pada suhu rendah akan menghasilkan daging yang lebih tebal dan bambu cenderung lebih pendek.
Bambu ini banyak tumbuh di tepi-tepi jalan dan banyak juga yang sengaja di budidayakan oleh penduduk setempat dengan menenam di pinggir ladang dengan tujuan untuk mengetahui batas kepemilikan tanah maupun sebagai penguat tanah agar tidak mudah longsor. Ada juga yang sengaja menanam bambu dengan jumlah besar untuk diambil nilai ekonomi nya.
Bambu ini mempunyai diameter 0.5-5 cm, tergantung kondisi geografis dan tentu saja untuk perawatan nya. Selain sengaja di tanam untuk bebrapa kebutuhan di atas , bambu cendani juga banyak tumbuh liar di daerah pegunungan di tanah milik Perhutani.
Dulu batang bambu cendani hanya di gunakan untuk penopang tanaman seperti kentang, cabe, wortel dll. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman bambu cendani mulai di gunakan untuk berbagai kebetuhan mulai dari konstruksi, kerajinan (bambu inul/ulir, vas bunga, rak sepatu dsb), tongkat pramuka dan juga bisa digunakan sebagai joran pancing.
Bambu cendani yang selain di pakai untuk joran pancing biasanya memiliki panjang ruas antara 10-17 cm, sedangkan bambu yang di pakai untuk joran pancing yang di cari adalah bambu yang memiliki ruas rapat atau pendek antara 1-2 cm yang mana di alam bambu tersebut adalah bambu yang mengalami kelainan di masa pertumbuhan atau biasa di sebut kerdil.
Untuk umur atau lama hidup saya belum bisa menjelaskan karena belum meneliti secara ilmiah, hehehe... tetapi biasanya bambu cendani dari awal tanam sampai penebangan membutuhkan waktu minimal 1 tahun. Apabila pertama kali kita tanam bambu tersebut batang nya kecil dan semakin besar dengan adanya tunas atau rebung, tetapi besar kecilnya bambu tersebut nanti akan kembali ke faktor alam dan perawatan. Pada umum nya semakin sering di tebang maka rebung yang tumbuh akan semakin besar dengan catatan bambu yang di tebang sudah siap tebang atau tua, apabila terlalu sering di tebang pada waktu bambu masih muda maka rebung yang tumbuh pun akan kecil dan susah dalam pertumbuhan.
Contoh bambu cendani yang biasa di pakai untuk kerajinan, tongkat pramuka, gagang sapu dll:
Foto dari Dayat, Ahmad, Arifin.
Cara penebangan bambu cendani yang di pakai untuk kerajinan, tongkat dsb biasanya memakai arit yang sangat tajam karena membutuhkan kecepatan agar bisa cepat selesai dalam proses penebangan.
Berbeda dengan bambu cendani tongkat, cara penebangan bambu untuk gagang joran menggunakan gergaji pendek made in dewek (sendiri) karena membutuhkan ke hati-hatian dalam pemotongan. Kalau menggunakan arit pastik akan mengenai batang dari bambu yang akan menurunkan harga jual bambu tersebut.
Di tulisan saya yang selanjutnya akan membahas lebih detail mengenai proses pencarian atau kita sebut mbolang berbagai jenis serta model dari bambu cendani joran.
Sekian. Wassalamu'alaikum wr. wb.
Komentar
Posting Komentar